Senin, 30 Januari 2012

System Development Life Cycle (SDLC)


Dalam proses perkembangan suatu sistem, dibutuhkan sebuah model yang mampu digunakan untuk melakukan perkembangan tersebut sehingga sistem yang ada akan terus dapat digunakan meskipun perkembangan teknologi semakin berkembang. Dan metode yang paling umum digunakan adalah dengan siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle-SDLC) atau disebut siklus hidup sistem saja. Metode SDLC adalah sebuah metode yang menggunakan pendekatan sistem yang disebut pendekatan garis terpilin atau air terjun (waterfall approach) yang menggunakan beberapa tahapan dalam proses mengembangkan sistem. 

1. Planning (Perencanaan) 
Ini adalah tahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan (requirement) sumber daya seperti perangkat fisik, manusia, metode dan anggaran yang sifatnya masih umum. Tahap perencanaan ini ada dan dilaksanakan tentunya setelah adanya kebijakan dari pimpinan organisasi untuk melakukan penyusunan pengembangan sistem informasi. Berikut adalah tahap perencanaan dari pengembangan sistem:
 a.  Menyadari adanya masalah. 
      (Setiap bagian organisasi harus bisa merasakan permasalahan apa yang selama ini terjadi)

b.   Mendefinisikan masalah. 
     (Setelah adanya masalah, organisasi harus memahami sebab terjadinya permasalahan)
 
c.   Menentukan tujuan sistem. 
(Manajer dan analis sistem menentukan tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk
memuaskan atau memenuhi kebutuhan pemakainya)

d.   Mengidentifikasi kendala-kendala sistem.
(Pembangunan sistem yang baru belum tentu dapat berjalan dengan sempurna, untuk itu perlu
diidentifikasi kendala-kendala yang mungkin terjadi setelah diterapkannya sistem yang baru)

e.   Membuat studi kelayakan. 
(Studi kelayakan pada tahap perencanaan dilakukan secara sekilas yang meliputi kelayakan
teknis, operasional, ekonomis, hukum atau etika, dan jadwal)

f.    Mempersiapkan usulan penelitian sistem.
(Hal ini digunakan untuk memberikan dasar yang terinci untuk rancangan sistem baru mengenai
apa yang harus dilakukan dan bagaimana sistem itu melakukannya)

g.   Menyetujui atau menolak penelitian sistem. 
(Setelah dilakukan penelitian akan terlihat risiko dan manfaatnya apakah pengembangan sistem
perlu dilanjutkan atau dihentikan)

h.   Menetapkan mekanisme pengendalian.
(Sistem yang diterima dan dilanjutkan untuk dikembangkan harus dilakukan pengendalian
proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukan, dan kapan akan
dilaksanakan)

2.   Analysis (Analisis)
Pada tahapan ini, pengembang (developer) melakukan analisis terhadap sistem yang ada (sistem berjalan) untuk kemudian dilakukan pembuatan sistem usulan sebagai jalan keluar bagi permasalahan yang ada.

3.   Design (Desain)
Setelah dilakukan analisis terhadap sistem yang ada, maka selanjutnya developer melakukan tahapan desain yang mana pada tahapan ini pengembang mulai menentukan proses dan tipe data apa yang nantinya digunakan pada sistem yang akan dibuat. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah :
a.   Output design
1)   Tujuan     : Memberikan bentuk-bentuk laporan sistem dan dokumennya.
2)    Hasil       : Bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output).

b.   Input design
1)  Tujuan   : Memberikan bentuk-bentuk masukan didokumen dan dilayar ke sistem informasi.
2)   Hasil     : Bentuk (forms) dari dokumentasi masukan (input).

c.   File design
1)   Tujuan     : Memberikan bentuk-bentuk file yang dibutuhkan dalam sistem informasi.
2)    Hasil       : Bentuk (forms) dari dokumentasi file.


4.   Implementation (Penerapan)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah :
a. Melakukan kegiatan implementasi. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatannya berupa :
1)    Memilih sumber daya hardware dan software.
2)    Menyiapkan database.
3)    Pengujian sistem.

b.    Menyiapkan fasilitas fisik.
c.    Menyiapkan personel.
d.    Melakukan simulasi.
e.    Beralih ke sistem yang baru sesuai pendekatan yang telah dipilih
 
5.   Maintenance (Pemeliharaan)
Tahap pemeliharaan merupakan tahap yang dilakukan setelah tahap implementasi, yang meliputi pemakaian, audit sistem, penjagaan, perbaikan, dan peningkatan sistem.
a.    Penggunaan sistem
Menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk operasi rutin dan sehari-hari

b.    Audit sistem
Melakukan pengamatan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria kinerja

c.    Penjagaan sistem
Melakukan pemantauan rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik.

d.    Perbaikan sistem
Melakukan perbaikan jika dalam program tau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat tahap pengujian sistem.

e.    Meningkatkan sistem
Setelah sistem berjalan beberapa waktu, ternyata manajer melihat ada potensi peningkatan sistem. Hal ini bisa diteruskan kepada spesialis informasi yang memodifikasi sistem sesuai dengan keinginan manajer tersebut.